Showing posts with label virus. Show all posts
Showing posts with label virus. Show all posts

Memanusiakan Pejuang Kemanusiaan


source: Google
 

Disaat pemerintah sudah menerapkan era new normal, disisi lain jumlah kasus covid-19 belum terkendali. Korban jiwa semakin bertambah setiap harinya. tidak hanya dari masyarakat tapi juga para pejuang garda terdepan yaitu tenaga medis.

Menurut IDI (Ikatan Dokter Indonesia) setidaknya sudah terhitung 72 orang dokter dilaporkan meninggal dunia karena positif Covid-19 per 1 Agustus 2020. Hal itu disampaikan Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Halik Malik. Halik mengatakan terdapat 4 dokter yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 dalam sepekan. (Kompas.com 02/08/2020)

Sementar itu, menurut Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah, jumlah perawat yang meninggal dunia dan diduga karena Covid-19 telah mencapai 39 orang. (kompas.com 14/07/2020) Tidak hanya di Indonesia tapi berbagai negara di dunia juga mengalami banyak kehilangan dari para pekerja garda terdepan SARS Cov-2 ini. Melansir Al Jazeera, (13/7/2020), disebutkan sejak pandemi corona, lebih dari 3.000 tenaga kesehatan diketahui meninggal karena virus corona SARS-CoV-2 di seluruh dunia. Keterangan tersebut disampaikan oleh Amnesty International, bersamaan dengan peningkatan perhatiannya akan lingkungan kerja yang tidak aman, jam bekerja yang panjang, hingga kekerasan yang dialami sejumlah tenaga kesehatan di beberapa negara di dunia.

Belum lagi masalah-masalah tentang kekerasan yang dialami tenaga medis diseluruh belahan dunia seakan menambah beban masalah selain beban kerja panjang yang tak berkesudahan. Dengan berbagai fitnah yang ditujukan oleh tenaga medis dengan berbagai cerita konspirasi yang disebarkan secara tidak langsung memberikan pengaruh buruk pada psikis tenaga medis disamping beban tanggung jawab dalam menghadapi kasus SARS Cov-2 yang semakin tidak terkendali setiap harinya. Tenaga medis secara langsung saat ini mengalami beban fisik maupun mental. Tekanan fisik berupa jam kerja yang lebih lama akibat bertambahnya jumlah pasien terinfeksi covid-19. Tidak hanya itu munculnya gejala psikologis berupa rasa takut, cemas, meningkatnya stress dan muncul rasa tidak kompeten, rasa gagal juga insecurity.

 Sejumlah tenaga kesehatan juga menerima stigma negatif dan tindak kekerasan karena pekerjaan mereka. Data Amnesty International Indonesia per 2 juni 2020 menunjukkan setidaknya terdapat 15 kasus diskriminasi dengan 214 korban oleh masyarakat terhadap para tenaga medis. Mulai dari penolakan di rumah kost tempat mereka tinggal, pemakaman jenazah perawat, hingga tindakan kekerasan terhadap tenaga medis. (kompas.com 15/07/2020)

Disisi lain pemerintah seakan acuh dengan keadaan para garda terdepan dengan minimnya fasilitas alat pelindung diri, perlindungan hukum dan kesejahteraan para pekerja medis. Dengan mengeluarkan kebijakan aturan new normal yang seakan menambah mimpi buruk karna rendahnya awareness masyarakat tentang bahaya covid-19 semakin berkurang. Para penjujung hak asasi juga seakan bungkam dan seolah lupa bahwa tenaga medis juga manusia biasa yang mempunyai hak untuk hidup, bekerja dengan aman, dan mendapat perlindungan hukum jika terjadi kekerasan atau tindakan pembullyan.

Dari semua kasus yang terjadi haruslah membuat seluruh masyarakat sadar bahwa demokrasi bukanlah solusi. System negara yang sekuler tidak dapat memberikan jalan keluar terbaik. Semua kebijakan hanya diambil dari perspektif untung dan rugi, kedaulatan yang diagung-agungkan berada ditangan rakyat pada kenyataannya berada pada tangan pemilik modal. Fasilitas kesehatan mumpuni tidak dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ditengah wabah cenderung hanya menguntungkan sebelah pihak tanpa peduli pihak lain yang mengorbankan nyawa. Dengan banyaknya tenaga medis yang meninggal seharusnya menjadi perhatian para pemegang tampuk kekuasaan untuk mengubah kebijakan-kebijakan yang ada walaupun terkesan sudah terlambat, tapi akan lebih baik jika diperbaiki secepatnya.

Berkaca pada sistem Islam di era keemasan. Betapa, Islam menjadi garda terdepan dalam urusan kesehatan. Sejarah mencatat, bahwa kesehatan termasuk ke dalam kebutuhan primer yang wajib disediakan oleh negara. Bahkan rakyat memperolehnya dengan gratis. Karena mindset pemimpin pada saat itu adalah pelayan rakyat. Seperti Muhammad Al-Fatih sang penakluk konstantinopel. Beliau dalam memberikan pelayanan kesehatansungguh luar biasa, di antaranya merekrut juru masak terbaik rumah sakit, dokter datang minimal 2 kali sehari untuk visit pasien. Tenaga medis dan pegawai rumah sakit harus bersifat qona’ah dan juga punya perhatian besar kepada pasien. Will Durant dalam The Story of Civilization menyatakan, "Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak, sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya Bimaristan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahu 1160 telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit, tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata, bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun."

Tenaga kesehatan secara teratur diuji kompetensinya. Dokter Kekhalifahan menguji setiap tabib agar mereka hanya mengobati sesuai dengan pendidikan atau keahliannya. Mereka harus diperankan sebagai konsultan kesehatan dan bukan orang yang sok mampu mengatasi segala penyakit. Ini adalah sisi hulu untuk mencegah penyakit sehingga beban sisi hilir dalam pengobatan jauh lebih ringan. Negara membangun rumah sakit di hampir semua kota di seantero Khilafah Islam. Bahkan pada tahun 800 M di Bagdad sudah dibangun rumah sakit jiwa yang pertama di dunia. Sebelumnya pasien jiwa hanya diisolasi dan paling jauh dicoba diterapi dengan ruqyah. Rumah-rumah sakit ini bahkan menjadi favorit para pelancong asing yang ingin mencicipi sedikit kemewahan tanpa biaya, karena seluruh rumah sakit di dalam Khilafah Islam ini bebas biaya. Islam dapat dipastikan memberikan fasilitas terbaik untuk tenaga medisnya. Berupa tunjangan dan akses pendidikan mudah dan gratis serta sarana prasarana. Agar mindset yang muncul dalam diri tenaga medis adalah mindset melayani tak semata-mata hitung-hitungan materi. Selain itu, Islam menjamin sarana dan prasarana kesehatan yang terbaik dan berkualitas tinggi. Mindset menjaga nyawa telah menjadikan penguasa di era keemasan untuk menjaga aset tenaga medisnya. Sehingga dapat dipastikan sarana perlindungan diri seperti APD akan dipenuhi. Sehingga tak akan banyak tenaga medis yang dikorbankan.

Inilah fakta pelayanan kesehatan Khilafah yang diukir oleh peradaban Islam. Model pelayanan kesehatan terbaik dalam penerapan sistem kehidupan Islam yang menjadi segala solusi dari hadirnya permasalahan dalam kehidupan.

“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS Al-Maidah, ayat 32)

Wallahu’alam bishowab.


WABAH






Tahun 2020 diawali dengan kemunculan virus corona yang cukup meresahkan warga dunia. Virus yang ditemukan pertama kali di kota wuhan Cina, telah memakan ribuan korban, hingga sampai saat ini virus tersebut belum ditemukan vaksinasi atau pun obat penawarnya. Pemerintah Cina sudah mengeluarkan peraturan untuk mentup segala akses transportasi keluar dan masuk kota Wuhan. Penduduk-penduduk diteror rasa takut akan terjangkitnya virus corona tersebut, pasien-pasien diisolasi, rumah sakit –rumah sakit terus dibanjiri pasien tanpa henti, hingga banyak tenaga kesehatan yang mengalami depresi karna beban kerja dan tekanan yang tinggi hampir setiap hari. 

Pemerintah Cina melaporkan bahwa dokter yang bekerja di garis terdepan menangani wabah virus corona di kota wuhan dr.Liang Wudong (62 tahun) meninggal dunia. Setidaknya sampai saat ini tercatat 15 petugas medis telah terinfeksi, 3 orang diantaranya adalah dokter.(Republika.com) 

Beredar banyak video tentang petugas medis menangis histeris dan mengalami depresi hebat yang diduga akibat menangani korban virus corona yang terus berdatangan di Rumah sakit. Dari caption tertulis “ petugas medis dari wuhan benar-benar terbakar dan meleleh. Sangat sedih dan marah melihat ini terjadi, mereka membutuhkan lebih banyak dukugan daripada sekarang.” (Sumber: Twitter @badiucao)

Sebenarnya fenomena munculnya wabah penyakit sudah sering terjadi sejak jaman Rasulullah. Pada masa itu wabah yang cukup dikenal adalah pes dan lepra. Rasulullah SAW pun melarang untuk memasuki daerah yang terkena wabah. Rasulullah SAW bersabda:
“Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat  itu,” (HR Bukhari dan Muslim)  

Dari Aisyah ra. Beliau pernah bertanya pada Rasulullah SAW tentang wabah kolera. Rasulullah kemudian menjawab, “Tiap wabah itu dapat bermakna siksaan bagi yang Allah kehendaki. Tetapi, wabah bagi orang beriman adalah bentuk rahmat selama ada kesabaran yang kuat dari mereka yang terjangkit. Maka ia berhak mendapatkan pahala sebagaiman balasan bagi orang-orang yang mati syahid.” (HR Bukhari) 

Dari Jabir bin Abdullah ra. Meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda: “ Tutuplah wadah, ikat dan tutuplah tempat air, karena dalam satu tahun terdapat suatu malam tempat turunnya wabah penyakit. Wabah tersebut tidak melewati suatu wadah atau suatu tempat air yang tidak ditutupi, kecuali sebagian wabah tersebut masuk kedalamnya.” (HR Muslim dan Ahmad)
 
Dapat diketahui bahwa Rasulullah saw adalah yang pertama kali memberikan prinsip menjaga kesehatan melalui usaha antisipasi dan proteksi untuk menghindari berbagai wabah dan penyakit menular. Setelah ditemukannya alat berupa mikroskop di era modern, barulah terungkap bahwa wabah penyakit yang berupa mikroorganisme menempel pada atomatom debu dan ditularkan melalui angin yang membawa debu. Lalu siapakah saat itu yang memberi tahu Rasulullah di jaman itu, padahal teknologi belum ditemukan, tidak lain dan tidak bukan adalah Allah SWT. 

Walaupun mikroorganisme dan ilmu mikrobiologi belum dikenal pada zaman Rasulullah ,dan baru berkembang saat abad 19 dan sesudahnya, akan tetapi Islam sudah memberikan solusi terhadap pemberantasan mikroorganisme yang merugikan agar tidak berdampak buruk bagi kehidupan manusia jauh sejak 14 abad yang lalu. Dalam Al Qur’an dan Hadist selalu terdapat prinsip kebersihan. Islam mensyariatkan bersuci sebelum shalat. Berwudhu dari hadats kecil dan mandi wajib untuk hadast besar, mensucikan anggota badan, pakaian, tempat tinggal dari berbagai najis, dan mensyariatkan mandi untuk momen ibadah penting lainnya. Selain itu, Islam mensyariatkan kebersihan lainnya seperti memotong kuku, mencukur kumis, mencukur bulu kemaluan, mencukur bulu ketiak, membersihkan kemaluan dengan air setelah buang air, dan melakukan khitan atau didunia medis lebih dikenal sircumsisi. 

Dan penyebaran wabah akibat virus dan bakteri pun sudah menjadi perhatian para dokter-dokter muslim. Salah satunya ialah Fakhruddin ar-Razi yang dikenal di dunia barat dengan nama Rhazes menulis tentang penyakit cacar dan campak dalam kitabnya yang berjudul “Al-Judari wal Hasbah.” Dan diterjemahkan dalam bahasa latin di Venezia (1565) dengan judul De Variolis et Morbilis (Risalah tentang cacar dan campak).(wikipedia).

Dimasa karirnya Ar-Razi diminta Khalifah Harun al-Rasyid mendirikan bimaristan (rumah sakit) di Baghdad. Menariknya sebelum menentukan lokasi bimaristan yang akan dibangun, ar-Razi meletakan beberapa potongan daging segar di sejumlah titik. Lokasi dimana daging paling lama membusuk yang akan dipilih karena menandakan  tempat yang paling bersih dan udaranya punsegar. Rumah sakit yang dibangun memiliki rancangan pemisahan untuk pasien dengan penyakit menular. Kegigihan para dokter muslim dalam melawan wabah penyakit tak ubahnya seperti mujahid yang bertempur di medan jihad. Tak ada khawatir atau rasa takut bahkan depresi. Karena keyakinan dalam hati tidak ada penyakit yang menular kecuali atas izin Allah SWT. 

Haruslah kegigihan para petugas medis dimasa keemasan islam patut dicontoh dimasa sekarang, karna Rasulullah pun telah mengabarkan bahwa yang bersabar dalam yang terdepan menghadapi wabah penyakit mendapatkan pahala sebagaimana orang-orang yang mati syahid. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran hingga menimbulkan depresi mendalam. Tenaga kesehatan adalah sebagai garda terdepan dalam menghadapi wabah, maka yakinlah Allah pasti melihat semua aktivitas makhlukNya, jam kerja yang bertambah, beban kerja yang menguras emosi dan tenaga, hingga hampir selalu menyaksikan sakratul maut pasien, kadang membuat sedikit stres dan depresi. Namun segera kembali kepada Allah, karena semua perbuatan seorang muslim selalu bernilai di Mata Allah dan niatkan semua hanya untuk Allah yang menjadi tujuan akhir.
Hu wallahu a’lam bishawab.
Powered by Blogger.

Labels

Hijab (3) berhijab (3) health (3) hijabsyari (3) medical (3) traveling (3) Imunisasi (2) Pengabdian (2) bidan (2) corona (2) depresi (2) doctor (2) dokter (2) drama (2) film (2) islam (2) nurse (2) perawat (2) virus (2) wabah (2) Crash Campak (1) Friends (1) HijabAlila (1) Lampung (1) PIN (1) Perjalanan (1) Pesisir Barat (1) Sahabat (1) Syar'i (1) Way Haru (1) bakteri (1) beach (1) book (1) buku (1) caesar (1) common (1) dakwah (1) depression (1) desa (1) dramakorea (1) emotion (1) food (1) fun (1) hoby (1) hospital (1) info (1) ispa (1) jalanjalan (1) khimar (1) kimsabu (1) konflik (1) melodydalampuisi (1) menulis (1) midwife (1) minimalism (1) minimalist (1) muslim (1) muslimah (1) newbie (1) nikahsyari (1) nonton (1) nulisyuk (1) obstetric (1) operasi (1) pantaingambur (1) penyakit (1) perkenalan (1) persatuan (1) prosa (1) psychology (1) puisi (1) radical (1) radicalism (1) radicool (1) review (1) riview (1) romanticdoctor (1) tabaruj (1) trip (1) vaksin (1) walimatulurs (1) zuhud (1)

Translate

Facebook  Twitter  Google+ Instagram Linkedin Path Gmail

About Me

Assalamualaikum
Saya seorang bidan muslimah yang doyan ngeblog, jika ingin share atau diskusi sesuatu silakan comment dipostingan ya. 
Argyle Creme Template © by beKreaTief | Copyright © UMMISARIE