Suka Duka profesi Bidan

Assalamualaikum shalihah ,
lama ga coret coret disini sampai lumayan sudah berdebu. hehehe.......
Ini merupakan postingan pertama ku di tahun 2019. Kali ini aku mau share tentang profesi yang aku jalani selama kurang lebih 8 tahun ini yaitu BIDAN.

tulisan  ini pure dari pengalaman ku dengan profesi ini selama 8 tahun ini ya shalihah. Mungkin untuk para teman sejawat yang lain mempunyai pendapat lain,







1. Belajar hidup dari angka nol

    Dimulai dari nol disini bukan seperti saat isi BBM di SPBU ya...... ini biasanya sudah dirasakan saat bidan masih berada di bangku kuliah atau masih masa pendidikan. Saat pendidikan kita sudah dilatih untuk hidup mandiri diasrama, solidaritas, bekerja dalam tim, dan hidup serumah selama 3 tahun dengan teman dari berbagai penjuru tempat dengan watak yang berbeda. Ini berbeda dengan mahasiswa di tempat kost lo ya, dia asrama dalam satu kamar bisa terdiri dari beberapa teman dan juga kakak tingkat. oiya disini aku lupa membahas tentang sistem senioritas nya, FYI semua sekolah dan lingkungan kerja didunia kesehatan sudah menerapkan sistem ini, dimulainya dari kapan aku juga kurang tahu, yang jelas menurut pengamatanku, sangat berbeda dengan pendidikan umum lainnya, contohnya guru.
Setelahnya kita juga diharuskan untuk untuk praktik di Rumah sakit sebagai adik mahasiswa untuk membantu para kakak senior disana.
Selama pengalamanku dulu saat pertama kali aku menginjakan kaki di lingkungan rumah sakit sebagai nakes (bukan pasien) saat itu ilmu praktiku bisa dibilang nol. Jadi entah bagaimana caranya saat itu para mahasiswa harus memiliki target untuk bisa praktik hal yang paling dasar seperti periksa tekanan darah. Untuk infus, injeksi, dan ilmu keperawatan lainnya kita harus cari sendiri dari kakak-kakak yg sudah bekerja disna. Kadang tidak jarang kita selalu mengekor kemana itu si kakak pergi dengan harapan dapat secuil ilmu dari mereka. Saat itu ada kakak yang dengan baik hati membimbing kami, namun juga tidak sedikit kakak yang mengacuhkan kami dan melihat kami seperti tidak ada, al hasil kami hanya jadi penonton kakak tersebut melakukan tindakan medis tanpa berani meminta untuk dibimbing.
Belum lagi saat magang di rumah Bidan Praktik Mandiri yang senior. Kita musti tau diri karna selama 24 jam kita berada di rumah beliau. Jadi Kita harus menunjukan sikap yang tidak malas-malasan, bangun pagi, bantu bantu pekerjaan rumah, dan membantu sang bidan jika ada pasien atau ibu yang akan melahirkan (partus). Ada bidan yang dengan senang hati membimbing kami dan memperhatikan keperluan sehari-hari kami, namun ada juga bidan yang terkesan cuek sehingga kami hanya mendapatkan sedikit ilmu setelah praktik selesai.

2. Dituntut bersikap dewasa dari usia sesungguhnya.

    Kadang dulu sempat iri dengan teman seumuran yg kuliah di universitas lainnya. Karna kebidanan sistemnya hanya akademik dan luls setelah 3 tahun, setelah itu kita diharuskan untuk merasakan pahit getirnya dunia kerja disaat tema seumuran masih senang nongkrong di caffe, nonton, atau jalan ke mall, hehehhe........
Kami sudah merasakan pola tidur tidak teratur dari usia muda. Bekeja shift pagi sore malam, berdebat dengan pasien bahkan tidak akan merasakan nikmatnya dan bebasnya hari libur walaupun hari libur nasional dan hari raya. Tanggal merah da hitam tidak berlaku lagi bagi kami.
Kita juga harus menunjukan empati kepada pasien, mendengarkan keluhan dengan sabar bahkan mendengarkan curhatan tentang rumah tangga padahal membangun rumah tangga sendiri aja belum hehehe (semoga secepatnya). Kita diharuskan menjadi pendengar yang baik, menanggapi permasalahan mereka yang padahal kita sendiripun belum sama sekali berpengalaman.

3. Tanggung Jawab Besar

     Bidan memiliki tanggung jawab yang besar yaitu menelamatkan nyawa ibu & bayi. Terdengar agak berlebihan sih, tapi memang itu adanya. Kadang Ibu-ibu yang akan melahirkan terkesan panik, bingung, resah, tapi sebagai bidan kita diharuskan untuk menjadi pendamping yang memberikan ketengan bagi si ibu dan keluarganya. Tapi tanpa sepengetahuan mereka kami ini lebih stres 2 kali lipat dibandingkan dengan mereka. Didepan memang kami tersenyum dan bersikap sesantai mungkin, tapi dalam pikiran kami sudah menerka-nerka apa yang akan bakal terjadi selanjutnya.  Karena kami diajarkan jika obstetric itu adalah diagnosa berjalan, artinya kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dalam proses persalinan. Dia awal bisa jadi si Ibu normal dan dapat bersalin dengan lancar tapi kita idak akan tau apa penyulit yang akan kita hadapi di pertengahan prosesnya. Jadi kami diharuskan siap dan sigap untuk meghadapi segala penyulit yang nanti bisa terjadi.
Karna terlalu fokus dengan keselamatan ibu & bayi kadang saat bayi lahir sesudah dibersihkan dan dihangatkan, kami sampai lupa apa jenis kelamin si bayi saat orang tua si bayi bertanya bahkan kami memang tidak lihat apa jenis kelaminnya terlebih dahulu karna setelah bayi lahir dan menagis kuat, itulah ukuran pertama kami bahwa bayi tersebut sehat :)

4. Gaji kecil

    Aduh agak sensitif ya mau ngomongin masalah gaji. Kami memang diharuskan bekerja karna menolong sesama atas dasar kemanusiaan tapi siapa sih yang ga butuh hidup sejahtera. Bahkan ada dari kami yang gajinya pun dibayarkan tidak manusiawi sama sekali. Dengan tanggung jawab yang besar dan penghasilan sedikit. Bahkan gaji para pekerja seni yang kerja nya hanya bercanda di tv lebih besar dibandingkan kami yang selalu menerima pasien dengan keadaan antara hidup dan mati. Timpang banget kan ya.......
Kami digaji kecil dengan beban kerja dan tanggung jawab yang berat sampai mengacaukan pola hiup dan istirahat kami, terasa ga adil bukan
Semoga ini bisa jadi perhatian kedepannya yaaaaaaa


Oiya tambahan juga ini, sebenarnya jujur dari hati aku tidak terlalu suka juga dengan profesi ini, mungkin belum nemu aja feelnya, Apalagi saat perkumpulan organisasi, Oh My God rasanya pengen kabur aja. kenapa????? Rahasia ya........yang jelas saat ini tiap tahunnya terdapat ribuan lulusan profesi kebidanan tapi angka kematiang ibu & bayi masih terbilang tinggi untuk negara ini. WHY?????? cari tau sendiri ya jawabannya.
Sekian dan terimakasih
Wassalamualaikum

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Labels

Hijab (3) berhijab (3) health (3) hijabsyari (3) medical (3) traveling (3) Imunisasi (2) Pengabdian (2) bidan (2) corona (2) depresi (2) doctor (2) dokter (2) drama (2) film (2) islam (2) nurse (2) perawat (2) virus (2) wabah (2) Crash Campak (1) Friends (1) HijabAlila (1) Lampung (1) PIN (1) Perjalanan (1) Pesisir Barat (1) Sahabat (1) Syar'i (1) Way Haru (1) bakteri (1) beach (1) book (1) buku (1) caesar (1) common (1) dakwah (1) depression (1) desa (1) dramakorea (1) emotion (1) food (1) fun (1) hoby (1) hospital (1) info (1) ispa (1) jalanjalan (1) khimar (1) kimsabu (1) konflik (1) melodydalampuisi (1) menulis (1) midwife (1) minimalism (1) minimalist (1) muslim (1) muslimah (1) newbie (1) nikahsyari (1) nonton (1) nulisyuk (1) obstetric (1) operasi (1) pantaingambur (1) penyakit (1) perkenalan (1) persatuan (1) prosa (1) psychology (1) puisi (1) radical (1) radicalism (1) radicool (1) review (1) riview (1) romanticdoctor (1) tabaruj (1) trip (1) vaksin (1) walimatulurs (1) zuhud (1)

Translate

Facebook  Twitter  Google+ Instagram Linkedin Path Gmail

About Me

Assalamualaikum
Saya seorang bidan muslimah yang doyan ngeblog, jika ingin share atau diskusi sesuatu silakan comment dipostingan ya. 
Argyle Creme Template © by beKreaTief | Copyright © UMMISARIE