Berhijab Sejak Dini, Paksaan atau Pilihan?

 


 

Muncul sebuah video viral yang bernarasumber dari Deutsche Welle (DW) Indonesia sebuah media daring yang berasal dari jerman  mengulas tentang dampak buruk anak yang dipaksa berjilbab sejak kecil. Dalam video tersebut terdapat seorang narasumber yang bernama Nong Darol Mahmada mengatakan “ kekhawatiran saya sebenarnya lebih membawa kepada pola piker si anak itu menjadi eksklusif karena dari sejak kecil ia ditanamkan untuk misalnya “berbeda” dengan yang lain”.

Selain itu DW Indonesia juga mewawancarai psikolog bernama Rahajeng Ika untuk menanyakan tentang dampak psikologis pada anak-anak yang diharuskan berjilbab sejak dini. Ia mengatakan “Mereka menggunakan atau memakai sesuatu tapi belum paham betul konsekuensi dari pemakaiannya itu. Permasalahannya apabila di kemudian hari bergaul dengan teman-temannya, kemudian agak punya pandangan yang mungkin berbeda, boleh jadi dia mengalami kebingungan, apakah dengan dia pakaian begitu berarti dia punya batasan tertentu untuk bergaul”.

Video tersebut mengundang perhatian dan reaksi oleh para warganet terutama bagi umat muslim di Indonesia. Lalu apakah benar dengan berjilbab menjadikan seseorang eksklusif?

Dalam islam seorang anak adalah amanah bagi setiap orang tua. Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi orang tua muslim untuk mendidik anak-anaknya menjadi manusia saleh dan produktif. Mendidik anak menjadi saleh, tidak hanya untuk kebaikan si anak kelak, tapi juga untuk kebaikan orang tua dan orang lain disekitarnya. Peran orangtua sangat penting dalam menentukkan karakter anak yang mengerti nilai-nilai Islam sampai mereka dapat mengamalkannya, memberikan contoh dan menunjukkan pilihan-pilihan terbaik kepada anak.

“Tidak seorang bayi pun kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orangtuanya lah yang menjadikan dia Yahudi atau Nashrani atau Majusi..” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Tidak lupa juga peran seorang perempuan bagi pendidikan anak-anaknya merupakan sesuatu yang penting. Seorang ibu merupakan ujung tombak pendidikan dan sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Banyak sekali kisah-kisah para ulama tentang bagaimana perjuangan para orang tua khususnya seorang ibu dalam  mendidik putra putri mereka sehingga lahirlah generasi panutan. Belajar dari kisah Imam Syafi’i, sejak kecil beliau diantar ibunya mengikuti kajian Imam Malik di Madinah meski harus menempuh perjalanan jauh ditengah keterbatasan biaya yang bahkan untuk membeli alat tulis pun tidak mampu. Kisah Muhammad Al Fatih yang kesuksesan beliau juga tak lepas dari peran kedua  orang tuanya yaitu Sultan Murad II dan Huma Hatun. Sejak berumur 2 tahun Beliau sudah diberikan seorang guru besar yang mengajarkan tentang sistem pemerintahan islam dan penaklukan konstantinopel.

Bisa dipahami bahwa dari kisah tersebut dan Hadist yang disampaikan Rasulullah bahwa adanya pengaruh yang diberikan oleh orang tua terhadap masa depan anak. Jika orang tua mendidik dengan ketaatan sejak dini dengan contoh berhijab, maka akan berpengaruh terhadap kualitas dan perilaku sang anak dimasa depan.

Membahas sebuah identitas adalah sesuatu yang dinamis. Khawatir akan anak-anak yang berjibab akan menjadi eksklusif adalah bentuk stereotype yang tidak relevan di negeri yang mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia ini. Berjilbab merupakan suatu kewajiban dalam agama islam. Jadi memang sudah tugas orang tua untuk mengajarkan dan mengenalkan kewajiban dan tanggung jawab sejak dini agar paham dimasa depan. Bila menganggap mengajarkan ketaatan sejak dini merupakan sebuah paksaan maka para narasumber tersebut harus mencoba kembali secara utuh apa yang diinginkan dari keturunannya di masa depan. Tentu hal ini adalah berbeda dengan kasus pemaksaan. Jika memang sama maka bisa dikatakan seorang pemimpin yang berkewajiban untuk mensejahterakan masyarakat sama dengan pemaksaan untuk mensejahterakan setiap rakyatnya..

Kembali lagi hal tersebut adalah gejala-gejala islamophobia yang timbul dikalangan para tokoh negeri ini. Dengan memberikan ruang para feminist untuk menyuarakan ide-ide tentang hak asasi dalam berpenampilan dan membangun narasi bahwa umat muslim tidak open minded terhadap fashion dan memaksakan kehendak berhijab pada anak-anak. Perang –perang pemikiran mulai digencarkan sehingga akan banyak membuat umat muslim goyah dalam pemikiran lemah.

Maka dari itu umat muslim harus senantiasa berusaha untuk tidak terpegaruh dengan gencaran-gencaran dan hasutan yang menganggap hukum-hukum Allah adalah sebuah masalah dalam kehidupan. Para orang tua harus mengambil pelajaran dari ulama terdahulu mendidik anak-anaknya untuk senantiasa dekat dan menghapal Al qur’an sebelum usia baligh selanjutnya barulah mempelajari ilmu fiqih, bahasa, dan ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Karena aqidah merupakan pondasi utama keimanan seorang manusia.

Sebab sejatinya sang anak adalah penerus estafet amal shalih kedua orang tuanya. Dengan terus memupuk investasi amalan yang tidak akan pernah terputus melalui ketaatan dan pendidikan tentang jati dirinya yaitu seorang muslim.

“Apabila manusia telah mati terputuslah amalannya kecuali tiga hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo’akannya” (HR. Muslim)

Wallahu’alam bishowab

 

 

Powered by Blogger.

Labels

Hijab (3) berhijab (3) health (3) hijabsyari (3) medical (3) traveling (3) Imunisasi (2) Pengabdian (2) bidan (2) corona (2) depresi (2) doctor (2) dokter (2) drama (2) film (2) islam (2) nurse (2) perawat (2) virus (2) wabah (2) Crash Campak (1) Friends (1) HijabAlila (1) Lampung (1) PIN (1) Perjalanan (1) Pesisir Barat (1) Sahabat (1) Syar'i (1) Way Haru (1) bakteri (1) beach (1) book (1) buku (1) caesar (1) common (1) dakwah (1) depression (1) desa (1) dramakorea (1) emotion (1) food (1) fun (1) hoby (1) hospital (1) info (1) ispa (1) jalanjalan (1) khimar (1) kimsabu (1) konflik (1) melodydalampuisi (1) menulis (1) midwife (1) minimalism (1) minimalist (1) muslim (1) muslimah (1) newbie (1) nikahsyari (1) nonton (1) nulisyuk (1) obstetric (1) operasi (1) pantaingambur (1) penyakit (1) perkenalan (1) persatuan (1) prosa (1) psychology (1) puisi (1) radical (1) radicalism (1) radicool (1) review (1) riview (1) romanticdoctor (1) tabaruj (1) trip (1) vaksin (1) walimatulurs (1) zuhud (1)

Translate

Facebook  Twitter  Google+ Instagram Linkedin Path Gmail

About Me

Assalamualaikum
Saya seorang bidan muslimah yang doyan ngeblog, jika ingin share atau diskusi sesuatu silakan comment dipostingan ya. 
Argyle Creme Template © by beKreaTief | Copyright © UMMISARIE